
Siak, Sumatrapena.com – Pengusulan nama Sultan II Kerajaan Siak, Mahmud Abdul Jalil Muzzafarsyah yang bergelar Tengku Buang Asmara menjadi Pahlawan Nasional semakin mendekati tahap akhir. Bulan depan Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Siak berencana mengadakan workshop penyelarasan biografi dan sejarah dari tokoh yang diusulkan.
“Insya Allah rencananya kita adakan workshop 3-6 Agustus 2022 di Hotel Premier, Pekanbaru,” cakap Kepala Dinsos Siak, Wan Idris di kantornya, Senin (25/7/2022).
Dijelaskan Wan Idris, workshop penyelarasan biografi dari Tengku Buang Asmara bertujuan menguatkan naskah sejarah secara detail bab per bab, kemudian sejarah perjuangan Tengku Buang Asmara yang melawan penjajahan Kolonial Belanda di Selat Guntung yang sering dikenal dengan Perang Guntung.
“Kita melibatkan Tim Peneliti Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) tingkat Provinsi Riau, tingkat kabupaten dan tim perumus. Sehingga dalam workshop itu dapat kita melengkapi sejarah dari perjuangan Tengku Buang Asmara dari aspek sosial, budaya dan politiknya,” ujarnya.
Baca Juga :
Laporan Kelompok 6 Kegiatan Karya Bakti Masyarakat Fakultas Hukum UNILAK
Dalam rencana kegiatannya, TP2GD akan membukukan kembali sejarah Tengku Buang Asmara berdasarkan data arsip dari museum sejarah di Belanda dan dari Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).
“Ini dilengkapi lagi dan nanti dirumuskan data arsip yang dari Belanda baik primer maupun sekunder. Bahkan yang masih dalam bahasa Belanda diterjemahkan ke bahasa Indonesia,” jelasnya.
Selain itu, TP2GD dan tim perumus akan membuat sketsa wajah Tengku Buang Asmara sesuai dengan ciri yang dideskripsikan berdasarkan arsip sejarah yang dikumpulkan.
“Soal sketsa wajah, setelah siap digambar kita akan serahkan kepada zuriat atau keturunan dari Sultan II Siak itu untuk memperoleh persetujuan karena ahli waris ini yang paham perawakan beliau sejarah turun temurun,” katanya.
Baca Juga :
Pengabdian Kukerta Balek Kampung UNRI Perkenalkan Syair Melayu di SD Negeri 08 Pinang Sebatang Timur
Disampaikan Wan Idris, berdasarkan informasi dari TP2GD beberapa zuriat dari Tengku Buwang Asmara berdomisili berbeda-beda. Ada yang masih tinggal di Siak, Kampar, Pekanbaru bahkan Malaysia.
“Tahun lalu ini yang mau kami kejar, namun terhambat karena Covid-19 tidak dibolehkan pergi ke luar daerah. Semoga tahun ini bisa rampung arsipnya secara keseluruhan untuk kita usulkan ke Kementerian Sosial,” katanya.
Menurutnya, pengajuan usulan Tengku Buwang Asmara menjadi Pahlawan Nasional tak perlu tergesa-gesa. Konsepnya bagaimana semua arsip sejarah terkumpul menjadi baku sehingga usulan tersebut bisa langsung diterima oleh Kemensos.
Wan Idris optimis dan serius pada tujuannya menjadikan Tengku Buwang Asmara sebagai Pahlawan Nasional, mengingat bentuk perjuangannya yang tersohor melawan Belanda yang ingin merebut Kerajaan Siak kala itu.
Baca Juga :
Benahi BUMD, DPRD Riau Berencana Bentuk Pansus
“Ini momentum besar kalau lolos, artinya Kabupaten Siak berhasil mengajukan Pahlawan Nasional pertama kali, karena kalau Sultan Syarif Kasim waktu itu masih Bengkalis yang usulkan. Saya yakin insya Allah 90 persen lolos, makanya kita serius meskipun kita sudah melalui berbagai tahap yang cukup panjang. Kita usulkan ini sejak 2019 lalu,” sebutnya.
Disebutkannya, Bupati Siak Alfedri juga sangat mendukung program ini, ia juga menjadi salah satu inisiator dalam pengajuan itu. Bahkan Alfedri juga mengerahkan pembangunan infrastruktur jalan dan membangun ulang Monumen Perang Guntung 1752-1759 di Kampung Selat Guntung, Kecamatan Sabak Auh untuk mengabadikan perjuangan dari Tengku Buwang Asmara tersebut.
Setelah Workshop, tahapan yang perlu dilakukan Dinsos Siak yakni membuat mars Tengku Buwang Asmara lengkap dengan cord musiknya. Kemudian tahap terakhir, Pemkab Siak akan melakukan seminar nasional tentang perjuangan Tengku Buwang Asmara. (Cakaplah)