
Pekanbaru, Sumatrapena.com – Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal, menekankan tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan ditengah keberagaman, yang merupakan kunci untuk tetap menjaga serta mempertahankan keutuhan bangsa dan negara.
Hal tersebut disampaikan Kapolda Riau saat menjadi Keynote Speaker dalam seminar yang diselenggarakan Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) wilayah XIII (Sumbar, Riau dan Kepri), bertempat di aula Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pekanbaru, Jumat (12/8/2022) kemarin.
Menurut Iqbal, Seminar yang bertajuk ‘Membumikan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menangkal Politik Identitas Dan Penyebaran Hoax’. perbedaan suku, agama, warna kulit, ras, dan lain-lain, tak menjadi halangan bagi bangsa Indonesia untuk bersatu. Bahkan dulu, dengan kekuatan kolaborasi dan sinergi, bangsa Indonesia bisa bersatu melawan penjajah hingga berhasil merebut kemerdekaan.
“Semboyan Bhineka Tunggal Ika itu adalah sesuatu yang sangat luar biasa sekali. Negeri kita ini sangat kaya alamnya, jumlah penduduknya, juga wilayahnya,” jelas mantan Kadiv Humas Polri ini.
“3 hal itu adalah prasyarat utama untuk menjadi bangsa yang mendunia, bangsa yang besar dari segala aspek, suku bangsa, tarian, agama, bahkan kuliner juga sangat luar biasa. Keberagaman yang tidak didapati oleh semua negara di belahan dunia ini, namun ada pada negara kita Indonesia. Ini adalah anugerah yang besar tetapi sekaligus tantangan apabila kita tidak dapat mengelolanya,” urai Irjen Iqbal bagi.

Diungkapkan Irjen, ada negara di belahan dunia lain yang hanya memiliki unsur perbedaan dan keberagaman yang sedikit, namun tak mampu mengelolanya hingga memicu perang antar saudara, sehingga memudahkan pihak asing yang melakukan intervensi.
Jenderal bintang dua ini mengungkapkan, sampai hari ini, memasuki usia kemerdekaan ke-77 tahun, Indonesia mampu mempertahan rasa persatuan dan kesatuan.
Disebutkannya, Pancasila sebagai ideologi bangsa, juga menjadi rujukan banyak negara di dunia. Terlebih dalam penerapan sistem negara demokrasi.
“Artinya kedaulatan berada di tangan rakyat. Semua harus mengarah kepada kepentingan rakyat,” ucap Irjen Iqbal.
Dirinya menerangkan, sejumlah negara khususnya di Asia, juga sudah terbuka matanya melihat kemajuan Indonesia saat ini, yang perekonomiannya terus tumbuh.

“Ini karena rakyat seluas-luasnya, mengontrol semua institusi, rakyat itu siapa? dominasinya oleh pemuda. Jadi semua harus fokus pada kepentingan publik, tidak terkecuali Polri. Kalau Polri tidak dapat mempertahankan kepentingan publik, bisa saja kewenangan akan dikurangi dan lain sebagainya, termasuk juga pemerintah daerah atau institusi lain,” terangnya.
Irjen memaparkan, demokratisasi hari ini, juga berjalan beriringan dengan kemajuan di bidang teknologi dan informasi, dan terdapat upaya untuk membelah integrasi bangsa lewat berita dan informasi hoax. Masyarakat harus mampu memfilter dan mengelola teknologi dan informasi.
“Karena hoax hari ini menjadi senjata dari kelompok-kelompok tertentu yang tidak ingin Indonesia besar atau katakanlah ingin mengambil kekuasaan secara politik dengan menghalalkan segala cara yaitu salah satunya hoax, ini harus kita berantas bersama,” pesan Iqbal.
Kemudian, untuk mahasiswa dan para pemuda selaku agen perubahan dan penjaga moral bangsa, harus ikut berkontribusi membangun Indonesia untuk menjadi negara yang lebih besar lagi, dan ia menekan 2 hal penting yang harus dimiliki. Diantaranya karakter kinerja dan juga karakter iman.
“Kalian harus punya karakter kinerja yang bagus, harus rajin membaca, scanning lingkungan, fighting spirit-nya harus bagus, berorganisasinya juga, wawasannya harus mantap,” bebernya.

“Tetapi ingat, karakter satunya harus seimbang, yaitu karakter iman. Ingat bahwa adik-adik adalah manusia yang punya Tuhan. Jangan hanya berwawasan hebat, pintar, jago berorganisasi, orator sejati. Tetapi secara iman dan akhlak dia minus, fitnah orang, zalim dan pasti dia akan tumbang pada suatu saat. Begitu juga sebaliknya, hanya memiliki karakter iman, rajin beribadah, tapi tidak punya wawasan, ini juga kurang maksimal,” imbuh mantan Kapolda NTB ini.
Dalam kegiatan seminar ini, turut hadir Kepala Kesbangpol Riau sebagai perwakilan dari Gubernur Riau, Kadis Kominfo Riau, Ketua Bawaslu Riau, Ketua Umum dan Sekretaris Umum PP GMKI Jefri Gultom & Michael Anggi, Korwil XIII GMKI Hermanto Romora, Pendeta Ricky Nelson Tampubolon serta mahasiswa mahasiswi Kristen Indonesia dari Sumbar, Riau, Kepri. **(David)