
Pekanbaru, Sumatrapena.com – Video pernyataan Syamsuar, mantan Gubernur Riau dan Caleg DPR RI dari Partai Golkar, yang diduga menghina profesi wartawan, menjadi viral dan mendapat kutukan serta kecaman keras dari Ismail Sarlata, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Aliansi Media Indonesia (AMI).
“Mengenai dugaan penghinaan terhadap profesi wartawan, atas nama seluruh pengurus Aliansi Media Indonesia (AMI), kami mengutuk dan mengecam keras pernyataan penghinaan yang diduga dilakukan oleh Syamsuar terhadap wartawan, yang menyatakan bahwa wartawan harus kuliah sarjana dulu. Pernyataan tersebut dibuat saat dikonfirmasi oleh wartawan baru-baru ini dan menjadi viral di media sosial TikTok dan Facebook,” ucap Ismail Sarlata, Ketua Umum DPP AMI, dalam press rilisnya via WhatsApp kepada media, Sabtu (8/6/2024).
Terkait dugaan penghinaan terhadap profesi wartawan, atas nama pribadi dan seluruh pengurus Aliansi Media Indonesia (AMI) serta pers Indonesia, kami meminta seluruh perusahaan pers yang tergabung di AMI dan seluruh wartawan yang tergabung di organisasi wartawan mana pun tanpa terkecuali, untuk bersama-sama melakukan aksi damai turun ke jalan dan melaporkan dugaan penghinaan tersebut kepada penegak hukum,” pinta Ismail Sarlata.
“Jika ini dibiarkan, maka rusaklah marwah pers dan perusahaan pers di Indonesia pada umumnya, dan di Riau pada khususnya.”
“Mari kita seluruh elemen perusahaan pers dan wartawan turun aksi menyatakan sikap kepada DPD Golkar untuk menolak Syamsuar sebagai Calon Gubernur Riau, dan meminta Syamsuar menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pers di Indonesia,” ajak Ismail Sarlata.
“Apa urusan Syamsuar dengan pendidikan yang disandang oleh wartawan? Pernyataan tersebut jelas melukai hati kita insan pers dan masyarakat Riau, yang merupakan negeri beradab yang menjunjung tinggi adat dan adab. Jika bertemu wartawan yang tidak bisa menjawab, cukup diam dan tidak perlu melakukan dugaan penghinaan terhadap wartawan.”
“Jika ini dibiarkan, maka dapat dipastikan jika Syamsuar nanti duduk sebagai gubernur, akan terjadi penghinaan terhadap wartawan. Jika wartawan dapat dihina, maka ia dapat melakukan hal yang sama kepada masyarakat. Aksi turun ke jalan selain meminta DPD Riau mencabut pencalonan Syamsuar sebagai Cagubri, juga kami meminta aparat penegak hukum (APH) mengusut tuntas dugaan korupsi selama Syamsuar menjabat Gubernur Riau, seperti kegiatan pengadaan payung di Mesjid Anur (Agung) Pekanbaru yang diduga menyeret anaknya yang saat ini tidak jelas status hukumnya, serta meminta LAM Riau mencabut Gelar Datuk Sri Setia Amanah, yang tidak pantas lagi disandang oleh Syamsuar,” tutup Ismail Sarlata.
Sumber: DPP AMI