
Koto Kampar Hulu, Sumatrapena.com – Pj Bupati Kampar Hambali, SE, MH, yang diwakili oleh Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar, S.Sos, MT, secara resmi membuka Festival Kebudayaan Rantau Larangan Kenegerian Parit Nan Tinggi di Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu, pada Sabtu (20/7/2024).
Pada pembukaan hari pertama ini, panitia hanya mengadakan kegiatan menangkap ikan dengan cara memancing. Pembukaan spot pertama dilakukan langsung oleh Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar bersama Kadis Pariwisata Zamhur, ST, Camat Koto Kampar Hulu, serta para ninik mamak.
Saat membuka secara resmi Festival Rantau atau Mancokau Ikan, Ahmad Yuzar menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan panitia yang telah menjaga lubuok larangan ini selama lebih dari dua tahun untuk tidak menangkap ikan di dalamnya.
“Hari ini, kita mulai menikmati atau menangkap ikan bersama-sama selama dua hari ke depan, meskipun hari ini kita hanya menangkap ikan dengan menggunakan kail atau pancingan,” ujar Yuzar.
Ahmad Yuzar juga menambahkan, tampaknya masyarakat setempat dan peserta dari luar sangat antusias mengikuti acara ini. Terlihat ini memang momen yang ditunggu-tunggu para pecinta mancing mania di Kabupaten Kampar.
Ahmad Yuzar berharap, Festival Kebudayaan dan tradisi mancokau ikan ini dapat terus dikembangkan dan diikuti oleh daerah lain. “Kami berharap agar festival ini ke depan masuk ke dalam Kalender Pariwisata Kampar bahkan Provinsi Riau,” ujar Yuzar.
Selain menjadi acara kebudayaan, kegiatan ini juga merupakan salah satu cara untuk menjaga dan mengelola lingkungan agar tetap lestari dan alami. “Selama ini, banyak masyarakat menangkap ikan dengan cara menuba (meracun) dan menyetrum. Dengan membentuk lubuok larangan yang dijaga oleh seluruh masyarakat, mulai dari Kecamatan, kepala Desa, serta ninik mamak dan tokoh masyarakat, kita sudah berkomitmen bersama untuk menjaga ikan dan sungai. Sehingga tidak ada lagi masyarakat yang menangkap ikan dengan cara yang merusak kelestarian sungai dan ikan demi anak cucu kita ke depan,” ucap Ahmad Yuzar.
Sementara itu, Camat Koto Kampar Hulu Ahmad Begap, M.Si, dalam laporan singkatnya, menyampaikan bahwa ini adalah momen yang telah ditunggu masyarakat selama lebih dari dua tahun. Setelah dua tahun, masyarakat harus menahan atau menunggu untuk menikmati ikan di aliran lubuok larangan terpanjang di Kampar ini, yang memiliki panjang sekitar 3 km.
Ahmad Begap juga menyebutkan bahwa pada hari pertama ini, diperkirakan akan diikuti oleh sekitar 300 pemancing, baik peserta dari wilayah setempat maupun dari luar Gunung Malelo. Perlu diingat bagi seluruh peserta, bahwa peserta yang berhasil mendapatkan ikan terbesar akan diberikan hadiah sebesar Rp 500 ribu,” tutur Begap. (Diakominfo Kampar /AN).