
Bangkinang Kota, Sumatrapena.com – Memasuki minggu kedua Agustus 2024, Rapat Koordinasi Inflasi Daerah kembali membahas fluktuasi harga komoditas yang memengaruhi kenaikan angka inflasi. Rakor ini dilaksanakan secara virtual dari Kantor Kementerian Dalam Negeri, ruang Sasana Bakti Nusantara, dan dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Tito Karnavian, yang diwakili oleh Plt Sekjen Kemendagri, Tomsi Tohir, pada Senin (11/8/2024).
Sementara itu, di ruang rapat Vidcon lantai II Kantor Bupati Kampar, Rakor diikuti oleh Pj Bupati Kampar, Hambali, SE, MH, yang diwakili oleh Asisten II Setda Kampar, Suhermi, serta didampingi oleh Kabag Ekonomi Setda Kampar, Purwoko, TPID Kampar, beberapa kepala OPD terkait, BPS, dan Forkopimda Kampar.
Usai rakor, Suhermi menyampaikan bahwa inflasi Provinsi Riau tahun ke tahun saat ini berkisar di angka 2,02%, sedangkan angka inflasi bulan ke bulan sebesar -0,80%.
Untuk Kabupaten Kampar sendiri, angka inflasi tahun ke tahun (y-on-y) sebesar 2,20% dan inflasi bulan ke bulan (m-to-m) sebesar -1,25%, dengan inflasi kalender sebesar -0,21%.
Suhermi juga menambahkan bahwa Kampar adalah salah satu dari empat kabupaten/kota yang menggunakan indikator pada 430 komoditas, yang mengacu pada SOP & Bisnis Proses sesuai standar internasional.
“Alhamdulillah, Pemkab Kampar telah berkomitmen menstabilkan harga dan ketersediaan komoditas dengan melaksanakan operasi pasar dan Pasar Murah sebanyak 31 kali di seluruh wilayah Kabupaten Kampar. Hari ini pun, Gerakan Pasar Murah terus dilaksanakan di beberapa desa di Kabupaten Kampar,” ujar Suhermi.
Fluktuasi harga komoditas pangan tertinggi minggu ke-2 Agustus 2024 di enam kabupaten/kota, termasuk Kampar, menunjukkan bahwa cabai merah dan bawang merah mengalami fluktuasi harga yang cukup signifikan. Selain itu, daging ayam ras juga mengalami fluktuasi harga yang signifikan. Namun, enam kabupaten/kota mengalami penurunan Indeks Perkembangan Harga pada 20 komoditas pangan yang dipantau.
Deputy IV Bapas, Brigjen TNI Eko Nursanto, SH, MH, menyatakan bahwa berdasarkan pantauan Bapas hingga Agustus ini, beberapa komoditas masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), seperti beras premium dan cabai rawit, sementara bawang merah berada di bawah HET karena musim panen yang bersamaan.
Upaya yang dilakukan adalah melalui Gerakan Pangan Murah dan operasi pasar. Bapas memberikan apresiasi terhadap Gerakan Pasar Murah (GPM) yang dilaksanakan oleh daerah, dengan laporan hingga 9 Agustus 2024 menyebutkan telah dilakukan lebih dari 60.000 aksi GPM di seluruh wilayah Indonesia. (Diskominfo/AN)